Sayang Seluler

Telah hadir server pulsa baru silahkan buka di pulsa sayang

Atasi Masalah Air Gunungkidul Perlu Teknologi Tepat Guna

Diposting oleh Sayang Seluler Senin, 19 Oktober 2009

Wakil Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Sri Paku Alam IX mengatakan penerapan teknologi tepat guna yang dilakukan secara bertahap akan mampu mengatasi krisis air di Kabupaten Gunungkidul.

"Potensi sumber air di Gunungkidul harus dimanfaatkan secara optimal sehingga kebutuhan air bersih di wilayah ini dapat teratasi," kata Paku Alam IX saat peresmian instalasi penyulingan air bersih di Desa Bunder, Kecamatan Playen, Gunungkidul, Sabtu (10/10).

Ia mengatakan teknologi penyulingan air tersebut akan mengolah air dari Sungai Oya menjadi air bersih siap konsumsi yang dialirkan ke setiap rumah tangga.

Air bersih hasil penyulingan itu akan mencukupi kebutuhan ratusan keluarga di Kecamatan Playen terutama warga yang berada di sepanjang aliran Sungai Oya.

Pemerintah Provinsi DIY saat ini mulai menggalakkan program sistem penyediaan air minum ibu kota kecamatan (SPAMIKK) yang dilakukan di Kabupaten Gunungkidul. Program tersebut pada tahap pertama dilakukan di Kecamatan Playen dengan membangun instalasi penyulingan air bersih di Desa Bunder dan pembangunan instalasi air minum yang diambil dari mata air di Desa Banyusoca, Kecamatan Playen.

Ketua Satker Air Minum Dinas Pekerjaan Umum DIY Harjono Sujanadi mengatakan perlu investasi besar untuk membangun instalasi air bersih yang mencukupi seluruh kebutuhan air di Gunungkidul.

"Daerah ini memiliki karakteristik geografis yang berbukit, sedangkan luas wilayahnya mencapai 60 persen dari luas wialayh DIY sehingga perlu dana besar untuk membangun infrastruktur yang mampu mencukupi kebutuhan air bersih masyarakatnya," katanya.

Menurut dia pengadaan pipa, jaringan air minum dan peralatan yang digunakan untuk mengalirkan air ke setiap rumah tangga membutuhkan dana yang besar. Namun dengan penerapan teknologi penyulingan air, pengangkatan air bawah tanah dan pemanfaatan sumber air lokal yang memiliki debit air kecil akan mampu mengatasi kekurangan air.

"Potensi sumber air lokal yang ada di setiap desa harus digarap secara optimal, yakni dengan pengelolaan air minum oleh paguyuban air desa yang tergabung dalam badan usaha milik Desa (BMUDes)," katanya.

Ia menjelaskan potensi air lokal harus dimanfaatkan sehingga memberi manfaat kepada masyarakat yang ada di sekitar sumber air. Misalnya pengangkatan dan pembanguan instalasi air bersih di Desa Banyusoca yang saat ini masih berlangsung diharapkan mampu memenuhi kebutuhan air bersih warga sekitar.

"Setelah kebutuhan air bersih tercukupi, langkah selanjutnya adalah pemberdayaan masyarakat dengan mengembangkan usaha perikanan darat," katanya.

Pengelolaan air yang dikembangkan warga juga akan dimanfaatkan untuk budi daya perikanan darat sebagai salah satu usaha pemberdayaan masyarakat untuk meningkatkan taraf kehidupannya.

Ia mengharapkan masyarakat lebih bersikap proaktif dalam mengelola air yang ada di daerahnya.

"Itu bisa dilakukan dengan melaporkan kepada pemerintah terkait adanya sumber air yang bisa dikelola sehingga pemerintah dan masyarakat dapat bersama-sama membangun infrastruktur sumber air tersebut," katanya.

Menurut dia setiap peran aktif masyarakat untuk melaporkan adanya sumber air merupakan sesuatu hal yang sangat bermakna karena pemerintah provinsi kekurangan informasi mengenai daerah terpencil yang mengalami krisis air.

Kepala Desa Bayusoca Sumaryadi mengatakan kawasan ini memiliki sumber air yang cukup melimpah, namun belum digarap secara optimal karena keterbatasan dana dan pengetahuan masyarakat.

"Potensi sumber air di Banyusoca cukup untuk memenuhi kebutuhan air di empat desa, bahkan rencananya pipa aliran minum juga akan dialirkan hingga Desa Karangduwet Kecamatan Paliyan," katanya.
SUMBER =http://www.krjogja.com/krjogja/news/detail/5207/Atasi.Masalah.Air.Gunungkidul.Perlu.Teknologi.Tepat.Guna.html

0 komentar

Posting Komentar

CEK HARGA TIKET

OTHER LANGUAGE